Kementerian Kehutanan c.q
Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial
(BPDASPS) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) telah menandatangi
kesepakatan kerjasama proyek yang berjudul the Project on Mangrove Ecosystem
Conservation and Sustainable Use (MECS) in the ASEAN Region, pada bulan Maret
2011. Kerjasama yang akan berlangsung selama 3 tahun (s.d bulan Juni 2014) ini
merupakan lanjutan dari rangkaian kerjasama yang telah dilakukan JICA dengan
Kementerian Kehutanan. Kerjasama yang pertama dilakukan tahun 1991-1999 dengan
Project yang berjudul Development of Sustainable Mangrove Management Project.
Hasil dari project ini adalah manual silviculture, nursery, mangrove handbook,
dan model pengelolaan mangrove yang berkelanjutan. Setelah itu kerjasama
dilanjutkan dengan project Mangrove Information Center Project (MIC) semenjak
bulan Mei 2001-Mei 2004 dengan perpanjangan selama 2 tahun (s.d Mei 2006). Output
yang didapatkan melalui project ini adalah Gedung Mangrove Information Center
yang berlokasi di Bali, didalamnya terdapat museum mangrove dan informasi
mengenai ekosistem mangrove di Indonesia dan juga di seluruh dunia. Selain itu
juga terdapat beberapa training program yang sampai saat ini masih dipergunakan
untuk kepentingan peningkatan SDM di bidang konservasi hutan mangrove.
Kerjasama tahap berikutnya dimulai dari Januari 2007 sampai dengan Januari 2010
dengan project berjudul Sub Sectoral program on Mangrove Project. Dari project
ini dihasilkan panduan untuk pembentukan model area pengelolaan mangrove yang
berkelanjutan.
Mangrove Ecosystem Conservation
and Sustainable Use in the ASEAN Region adalah lanjutan dari rangkaian
kerjasama sebelumnya, yang bertujuan untuk membentuk mekanisme share-learning,
sebuah pembelajaran mengenai konservasi mangrove dan pemanfaatan yang
berkelanjutan di negara-negara ASEAN. Mangrove adalah komunitas vegetasi/tumbuhan pantai
tropis yang mampu menyesuaikan diri dan tumbuhan di daerah berlumpur atau
daerah tergenang pasang-surut. Ekosistem mangrove menyediakan
keanekaragaman hayati dan plasma nutfah yang menunjang sistem kehidupan
disekitarnya. Manfaat ekosistem mangrove diantaranya adalah sebagai pelindung
pantai dari bahaya abrasi, sebagai tempat memijah dan berkembang biaknya biota
laut, dan sebagai tempat wisata, penelitian/pendidikan.
Indonesia memiliki luasan
mangrove terbesar di Asia Tenggara yaitu 7,7 ha. Selama ini telah terdapat
berbagai upaya dari pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, universitas dan pihak terkait lainnya untuk melestarikan ekosistem
mangrove agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Demikian pula di
negara-negara ASEAN, berbagai upaya telah dilakukan untuk melindungi dan
memanfaatkan ekosistem mangrove secara berkelanjutan dengan latar belakang dan
tujuan yang berbeda dari satu negara ke negara lainnya. MECS project berupaya
untuk berbagi pengalaman yang dimiliki stakeholder tersebut kepada masyarakat
di Indonesia dan ASEAN sebagai sebuah proses pembelajaran. Kegiatan yang
dilakukan dalam proyek ini adalah mencari model area, dimana di lokasi ini akan
diselenggarakan Shared-Learning Workshop baik di tingkat nasional maupun
tingkat ASEAN. Setelah model area ditentukan, beberapa kegiatan akan dilakukan
termasuk pengembangan program, penyusunan manual dan materi, sehingga
terlaksananya Share-learning Workshop. Diharapkan, setelah proyek ini selesai,
pemerintah Indonesia dapat meneruskan program ini menjadi kegiatan rutin dengan
mekanisme yang berfungsi bagi negara-negara ASEAN dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat yang tinggal di sekitar ekosistem mangrove.
Jakarta, 19 Desember 2011
Kepala
Pusat,
M a s y h u d
NIP.19561028 198303 1 002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar