Rabu, 18 Januari 2012

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA PELUNCURAN PENANAMAN 10.000 POHON DI SUB DAS CILIWUNG HULU


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Yang saya hormati,
Kepala BP DAS Ciliwung Cisadane,
Para undangan dan hadirin yang berbahagia,
Salam sejahtera bagi kita semua.

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, kepadaNya kita mengabdi dan memohon pertolongan, dan atas rakhmat Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di Kabupaten Wonogiri. Hari ini, di tengah-tengah kita juga hadir Menteri Koordinator Bidang


Perekonomian, Bapak Hatta Rajasa.  Beliau berkenan hadir tentu ada yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat di Wonogiri. Dalam kesempatan ini diserahkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kebun Bibit Rakyat (KBR), dan bibit tanaman. Semoga kita semua dalam keadaan sehat walafiat.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Saya mengucapkan terimakasih kepada Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk bersilaturahmi. Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada KNPI atas inisiatifnya dalam mendukung program Penanaman dan Pemeliharaan 1 Milyar Pohon.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Komitmen seluruh keluarga besar KNPI untuk terus menanam pohon perlu dicontoh oleh semua pihak, mengingat bencana alam serta ancaman global warming sudah mulai dirasakan dampaknya. Bumi makin panas karena temperatur naik dibanding tahun 1930, 1990, dan 2010, akibat meningkatnya emisi GRK dari 200 ppm menjadi 230 ppm, sedangkan saat ini mencapai sekitar 250 ppm. Dalam waktu 20 tahun ke depan, tahun 2030 diperkirakan gas GRK akan mencapai 400 ppm, akibatnya suhu naik 2 derajat, dengan akibat terjadi perubahan iklim, dimana bumi tidak nyaman lagi dihuni manusia.

Untuk menurunkan emisi GRK, ada mekanisme Kyoto Protokol yang mewajibkan negara kaya menurunkan emisinya seperti tahun 1990. Indonesia berkomitmen menurunkan emisi karbon dengan menawarkan dua opsi yaitu dengan kemampuan sendiri menurunkan emisi 26%, dan dengan dukungan internasional menurunkan emisi 41% pada tahun 2020. Dari 26% tadi, sektor kehutanan wajib menurunkan 14%, antara lain melalui REDD+, yaitu mengurangi emisi GRK dari laju deforestasi dan degradasi dengan memasukkan konservasi hutan, pengelolaan hutan lestari atau peningkatan cadangan karbon. 

Strategi yang dilakukan antara lain (1) tidak lagi menerbitkan izin konversi hutan alam dan lahan gambut, (2) melakukan konservasi hutan lindung, hutan produksi dan hutan konservasi, (3) penanaman dalam rangka menyerap karbon, (4) melakukan penegakan hukum dalam rangka menjaga stock karbon di hutan, dan (5) melakukan best practise Pengelolaan Hutan Lestari di para pemegang izin HPH melalui sertifikasi hutan lestari, sehingga hutan dapat dijaga kelestariannya.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Hutan di Indonesia berperan penting dalam hal perubahan iklim. Hutan memiliki tiga fungsi penting dalam kaitannya dengan emisi karbon, yaitu sebagai penyerap (sequester atau carbon removal), penyimpan (sink), dan pelepas (emitter) karbon dioksida (CO2) ke atmosfir. Sehingga kelestarian dan keutuhan ekosistem hutan harus terus dijaga.

Dalam upaya meningkatkan stock karbon dan menambah luas tutupan lahan, Kementerian Kehutanan telah mencanangkan Gerakan Penanaman dan Pemeliharaan 1 Milyar Pohon. Pada tahun 2010 upaya nyata Gerakan Menanam 1 Milyar Pohon telah berhasil menanam 1,39 milyar pohon di seluruh wilayah Indonesia. Gerakan penanaman ini merupakan gerakan moral seluruh masyarakat untuk melakukan perbaikan lingkungan, dan membudayakan menanam dan memelihara pohon menjadi kebiasaan masyarakat sehari-hari.
Generasi muda dapat melakukan berbagai peran pelaksanaan kegiatan atau tindakan pengurangan dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Tidak hanya berperan sebagai fasilitator, akan tetapi juga sebagai penjaga dan sekaligus aktornya. Jika setiap anak di dunia dapat menanam dan merawat minimal satu pohon setiap tahunnya, jutaan pohon akan tumbuh dan jutaan ton CO2 di atmosfer akan terserap kembali ke daratan kita. Oleh sebab itu, saya mengajak generasi muda, khususnya yang hadir disini untuk melanjutkan dan bahkan meningkatkan dukungan untuk mempertahankan program penyerapan karbon dengan melakukan usaha gerakan penanaman pohon.

Untuk mensukseskan Gerakan Penanaman 1 Milyar pohon tahun 2011, Kementerian Kehutanan memerlukan partisipasi masyarakat luas termasuk keluarga besar KNPI, masyarakat setempat, LSM, Pemda, dunia bisnis. Untuk itu sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas peran aktif keluarga besar KNPI untuk mesukseskan penanaman 1 miliar pohon, melalui kegiatan hari ini.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon tentu membutuhkan bibit tanaman atau pohon yang berkualitas baik dan jumlah yang cukup serta terjangkau oleh masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Untuk menyukseskan Gerakan Penanaman dan Pemeliharaan 1 Milyar Pohon, Kementerian Kehutanan membangun Kebun Bibit Rakyat (KBR). Pada tahun 2010 telah dibangun 8.016 unit KBR, dan pada tahun 2011 akan dibangun sebanyak 10.000 unit KBR. Selain itu juga akan dibangun 23 unit Persemaian Permanen Modern di 22 provinsi, yang akan memproduksi 35 juta batang bibit pohon per tahun.

Pembangunan KBR selain untuk mendukung gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon, juga untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam program pemberdayaan masyarakat, seperti Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Rakyat, Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa, dan sebagainya. Keseluruhan program pemberdayaan masyarakat ini untuk mendukung upaya Pemerintah dalam pengentasan kemiskinan (pro-poor), penciptaan lapangan kerja (pro-job) dan memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi (pro growth) sekaligus memperbaiki lingkungan hidup (pro environment).
Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT kepadaNya kita mengabdi dan memohon pertolongan atas rahmat yang dilimpahkan kepada kita semua, sehingga     pada    hari    ini    kita   dapat    mengikuti Peresmian Penanaman 43.000 Pohon yang telah ditanam oleh jajaran Indosat beserta 14 mitra Indosat di Daerah Aliran Sungat Citarum dan Ciliwung. Semoga kita semua dalam keadaan sehat wal afiat.

Saudara-saudara yang saya hormati,
Saya sangat mendukung setiap kegiatan yang mempunyai manfaat luas bagi masyarakat, seperti rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Indosat beserta 14 mitranya, khususnya kegiatan penanaman pohon. Kementerian Kehutanan mengucapkan terima kasih kepada para stakeholder, yang telah aktif menginisiasi dan melakukan gerakan penanaman pohon khususnya Indosat. Indosat telah mempelopori suatu kegiatan yang sangat tinggi nilainya bagi keselamatan manusia dan bumi ini melalui penanaman 43.000 pohon. Salah satu manfaat yang paling nyata dari kegiatan ini adalah kita telah turut berupaya menyelamatkan bumi dari ancaman pemanasan global dan perubahan iklim.

Pemanasan global dan perubahan iklim sudah nyata-nyata berada di hadapan kita. Kita semua wajib mengantisipasi dan mengendalikan perubahan ini sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Salah satu upaya kita adalah dengan memperbanyak menanam dan memelihara pohon serta mencegah kerusakan hutan.  Pohon sangat penting bagi kenyamanan hidup kita, karena setiap pohon mampu meredam kebisingan dan meredam angin. Pohon juga mampu menyimpan dan mentransfer  air tanah. Di samping itu pohon sangat bermanfaat mengendalikan perubahan iklim dan pemanasan global, sebab pohon besar mampu menyerap dan menyimpan CO2 serta  menghasilkan O2.

Oleh karena itu, Kementerian Kehutanan terus menggelorakan semangat menanam pohon melalui program Penanam 1 Milyar Pohon Setiap Tahun. Melalui program ini diharapkan setiap tahunnya bangsa Indonesia dapat menanam sebanyak 1 miliar pohon untuk kenyamanan hidup kita di dunia. Kita semua yang hadir di sini dapat berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan sesuai dengan tugas dan fungsi serta wewenang kita masing-masing. Marilah kita berlomba-lomba dalam ber amal sholeh serta jangan lupa berlomba-lomba pula dalam mencegah  amal salah.

Dalam bidang kehutanan banyak sekali ladang amal kita untuk berbuat amal shaleh, seperti menanam dan memelihara pohon, merehabilitasi hutan dan lahan yang gundul, menjaga flora dan fauna yang dilindungi agar tetap hidup dengan baik, membantu perekonomian masyarakat di dalam dan sekitar hutan, dll.

Demikian pula dalam mencegah amal salah, seperti memberantas illegal logging, melarang orang merambah kawasan hutan Negara, jangan memburu hewan dan tumbuhan yang dilindungi, dll.   

Kementerian Kehutanan beserta seluruh stakeholder selama tahun 2010 telah melaksanakan amal shaleh berupa penanaman pohon sebanyak 1,39 milyar batang pohon, pencadangan areal HTR lebih dari 631 ribu hektar, penetapan areal HKm lebih dari 415 ribu hektar, realisasi izin usaha HKm 107 unit, penetapan areal Hutan Desa lebih dari 113 ribu hektar dan pembangunan KBR 8016 unit.

Tahun 2011 ini Kementerian telah merencanakan membangun KBR 10 ribu unit atau 500 juta batang bibit pohon, rehabilitasi hutan dan lahan 300 ribu hektar, penanaman di areal HTI dan HTR seluas 500 ribu hektar, Hutan Rakyat Kemitraan 50 ribu hektar dan membangun Persemaian Permanen sebanyak 23 unit di 22 propinsi.

Saudara-saudara yang saya hormati,
Kegiatan penanaman dan pemeliharaan pohon merupakan salah satu sarana pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat di dalam dan di sekitar hutan. Untuk pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan bibit secara swadaya yang akan ditanam di wilayahnya, telah dikembangkan Program Kebun Bibit Rakyat (KBR). Tahun 2010 telah dibangun 8016 unit. Tahun 2011 hingga 2014 tiap tahun sedikitnya akan dibangun 10 ribu unit KBR. Sehingga pada tahun 2014 seluruh desa di Indonesia yang termasuk dalam DAS Kritis telah mendapat KBR untuk mendukung penanaman pohon di wilayahnya.

Saudara-saudara yang saya hormati,
Pemerintah sangat mengharapkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat, baik perorangan maupun lembaga untuk mensukseskan kegiatan penanaman pohon ini. Sampai saat ini telah dilakukan penanaman pohon dan rehabilitasi di lahan kritis bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat, baik TNI dan Polri, BUMN dan BUMD serta perusahaan-perusahaan swasta. Tidak kalah pentingnya adalah kerjasama dengan komponen civil society seperti asosiasi-asosiasi, organisasi sosial dan keagamaan serta pondok pesantren dan lembaga pendidikan.  Peranserta masyarakat tersebut dapat berupa penyediaan lahan, penyandang dana, pemberian masukan dalam menentukan lokasi, menjaga,     memelihara,   dan lain lain.    Dengan   keterlibatan masyarakat akan menumbuhkan rasa memiliki, sehingga masyarakat dapat aktif memelihara keberadaannya.  

Saya mengucapkan terima kasih kepada Indosat yang telah berinisiatif menyelenggarakan kegiatan Penanaman 43.000 pohon untuk mensuksekan Gerakan Penaman 1 Milyar Pohon Indonesia untuk dunia. Semoga partisipasi Indosat beserta 14 mitranya akan diikuti oleh provider telepon selular lainnya di seluruh Indonesia.

Melalui  penanaman pohon di wilayah kita masing-masing, kita berharap lingkungan kita akan semakin nyaman, udara semakin bersih, dan kehidupan kita akan semakin harmonis.

Saya berterima kasih yang sangat besar kepada Indosat, disamping telah melaksanakan kegiatan penanaman pohon, Indosat juga telah mempersiapkan program pembibitan pohon. Program ini sangat membantu kegiatan penanaman pohon yang akan dilakukan di tahun-tahun yang akan datang. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan senang hati saya akan meresmikan program pembibitan pohon Indosat ini. 

Kunjungan kerja ini merupakan tindak lanjut atas upaya perbaikan lingkungan DAS Ciliwung secara terpadu yang telah diawali dengan kesepakatan penyusunan Master Plan pemulihan kualitas lingkungan Ciliwung pada tahun 2005, dalam pertemuan koordinasi antara Menteri Lingkungan Hidup dengan Menteri Kehutanan, Wakil Gubernur Jawa Barat dan Para Pejabat Eselon I Departemen terkait.

Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai kesatuan ekosistem daratan dan sungai mempunyai implikasi terhadap baik buruknya tata air. Pada kondisi DAS yang secara ekologis masih baik maka tata air DAS keadaannya juga akan baik, demikian juga sebaliknya, apabila kondisi DAS sudah mengalami kerusakan berat maka tata air DAS keadaannya akan menjadi buruk. Kondisi DAS Ciliwung saat ini memprihatinkan dengan implikasi erosi yang tinggi dengan air yang keruh dan rawan terjadi banjir. Padahal perencanaan daerah hulu DAS Ciliwung sudah tertulis pada Keputusan Presiden No. 114 Tahun 1999 mengenai Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur (Bopunjur). Di dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa kawasan Bopunjur juga diperuntukan sebagai kawasan lindung. Hal ini bertujuan sebagai kawasan konservasi air sebagai wilayah penyangga Ibukota DKI Jakarta.

Bencana banjir yang sering terjadi, khususnya di Jakarta merupakan permasalahan nasional yang terjadi akibat perubahan sistem DAS yang kontinyu dimulai dari wilayah upstream - downstream - middlestream yang signifikan. Bencana tersebut terjadi karena penggunaan atau pemanfaatan lahan di kawasan DAS Ciliwung tidak sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi tanah. Demikian juga penutupan vegetasi pada lahan tersebut juga tidak cukup memadai. Akibatnya, sebagian besar air hujan jatuh langsung ke tanah dan tidak terserap oleh tanah, sehingga air deras mengalir di permukaan tanah, yang membawa tanah erosi dan langsung masuk ke sungai. Oleh karena itu banjir merupakan fenomena yang harus ditangani secara menyeluruh dalam suatu kesatuan pengelolaan DAS terpadu dari hulu hingga hilir.

Tidak sedikit juga yang menghubungkan kondisi hutan berkaitan dengan bencana tanah longsor, banjir dan kekeringan. Penilaian tersebut secara eksplisit merupakan pengakuan terhadap peranan hutan dalam mengatur siklus air, mengendalikan erosi, banjir dan longsor. Fungsi hutan dalam pengaturan air begitu penting, tetapi beberapa penelitian menyebutkan bahwa fungsi hutan dalam mengendalikan air hujan, akan efektif jika kedalaman tanah cukup tebal (>3 m), dan intensitas curah hujan dalam jangka waktu singkat masih dibawah 100 mm.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan DAS saat ini sangat kompleks. Salah satunya adalah belum adanya satu institusi yang memiliki tugas mengelola DAS secara utuh menyeluruh dari hulu hingga hilir. Bahkan masih banyak pemangku kepentingan dan pengambil keputusan yang belum sepenuhnya memahami pengertian DAS dan implikasinya didalam penggunaan dan pengelolaan lahan terhadap tata air, dan terhadap terjadinya bencana tanah longsor, banjir dan kekeringan. Hal ini terindikasi dengan sehingga sering terjadi kesalahan dalam menetapkan kebijakan dan program sektornya yang tidak berbasis DAS.

Pengelolaan DAS pada hakekatnya merupakan pengendalian aktivitas manusia dengan sumberdaya alam antara lain lahan, vegetasi, air di suatu DAS dalam rangka untuk mendapatkan manfaat yang optimal dan sekaligus juga menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

Untuk menjaga terpenuhinya keseimbangan manfaat lingkungan, manfaat sosial budaya dan manfaat ekonomi, pemerintah menetapkan dan mempertahankan kecukupan luas kawasan hutan dalam DAS sebesar 30% dengan sebaran yang proporsional.

Pengelolaan DAS di lapangan harus dilaksanakan tidak hanya oleh sektor kehutanan saja, tetapi lintas sektoral seperti Lingkungan Hidup, Pertanian, Pemda, Pertambangan dan sebagainya. Selain itu juga perlu dilakukan peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat mengelola lahan dengan kaidah konservasi vegetasi, tanah dan air.

Salah satu upaya untuk memulihkan kualitas lingkungan sungai ciliwung dalam pengelolaan vegetasi adalah dengan melakukan penanaman serta melestarikan hutan yang ada. Oleh karena itu saya mengajak kepada semua yang telah hadir disini khususnya warga kampung Sukatani untuk segera melakukan penanaman pohon. Mulai sekarang, ayo tanami lingkungan rumah ajak teman, keluarga, saudara untuk menanam pohon sesuai intruksi Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada Pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia tanggal 28 Nopember dan Bulan Menanam Nasional, Desember, pada tanggal 28 Nopember 2008. Saat memimpin penanaman serentak 100 juta pohon, Beliau mengajak kita semua untuk tahun 2009 ini, dapat melakukan penanaman pohon minimal satu orang satu pohon yang diintruksikan (one man one tree). Jika penduduk Indonesia saat ini 230 juta orang, dan setiap penduduk Indonesia menanam satu batang pohon saja, one man one tree, maka setiap tahunnya bangsa Indonesia menanam 230 juta batang pohon.  Marilah kita sukseskan Instruksi Presiden tersebut sehingga dalam tahun 2009 ini minimal tertanam 230 juta pohon.

Penanaman pohon pada hari ini mempunyai manfaat yang besar dan luas, terutama untuk memperbaiki kualitas DAS Ciliwung agar semakin baik, dan untuk mencegah terjadinya berbagai bencana alam banjir, tanah longsor di musim hujan, dan kekeringan serta kekurangan air bersih di musim kemarau, yang sekaligus juga untuk mencegah terjadinya kekurangan pangan. Mari kita tanami tanah-tanah kosong di desa Sukatani ini dengan berbagai pohon tanaman pangan dan pohon tanaman energi.



Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Demikian beberapa hal yang ingin saya sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa membimbing  dan melindungi langkah-langkah kita dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan melestarikan sumberdaya hutan.


Wabillahitaufiq walhidayah wassalamualaikum warrahmatullahiwabarakatuuh.

      MENTERI KEHUTANAN



         ZULKIFLI HASAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar